top of page

Bikin Video Tanpa Naskah, Yakin Bisa?

Ketika berencana jalan-jalan mengeksplorasi tempat baru tapi enggan membaca peta dan tidak
melakukan riset, kira-kira apa yang bisa terjadi? Kemungkinan besar, kita bakal tersesat dan
tujuan kita untuk berpetualang dan bersenang-senang malah tidak tercapai. Yang ada tenaga
terkuras, waktu terbuang, dan biaya juga membengkak di luar rencana karena kita tidak
mengantisipasi medan dan tidak mengetahui arah perjalanan.

L1470667_edited_edited.jpg

Sama halnya saat kita ingin membuat video. Naskah bagaikan pedoman atau peta yang
memandu ke arah mana video akan dibawa, mulai dari proses produksi hingga hasil akhirnya
nanti. Tanpa naskah, pembuatan video jadi tidak terarah sehingga bisa saja pada saat proses
editing ada adegan terlewat atau cerita video malah tidak terbentuk dengan sempurna. Akhirnya
harus reshoot atau menambah hari shooting, yang jelas tidak efisien dari segi waktu, tenaga
dan biaya. Bahkan video yang menampilkan spontanitas pun tetap memerlukan naskah,
dengan begitu pembuat video bisa membuat perencanaan sebelum proses shooting. Mulai dari
penentuan talent/narasumber, urutan adegan, serta lokasi dan hal-hal apa saja yang harus di-
shoot .


Bagaimana cara membuat naskah?

  • Tentukan dan susun pesan dan hal-hal apa saja yang ingin disampaikan dalam video.

Usahakan untuk membuat daftar yang sifatnya mandatory, karena terlalu banyak pesan
dalam sebuah video justru bisa membuat penonton tidak ingat akan pesannya.

  • Setelah daftar dibuat dan kronologi disusun, tulis dialog atau scriptwriting untuk

menyampaikan masing-masing pesan. Dialog/scriptwriting sebaiknya dibuat singkat,
padat, jelas, dan hindari kata-kata berulang.

  • Buat daftar perencanaan adegan atau visualisasi sesuai dengan dialog yang disusun

pada scriptwriting. Misalnya, jika ingin membicarakan flashback perjalanan perusahaan,
maka visualisasi bisa berupa dokumentasi foto atau video gedung perusahaan zaman
dulu dan budaya kerjanya. Saat membicarakan kondisi perusahaan sekarang, tim bisa
merekam suasana kantor saat para karyawan sedang bekerja sebagai visualisasi.

  • Setelah naskah jadi, penting untuk membacanya berulang kali untuk memastikan bahwa

pesan yang ingin disampaikan telah terakomodasi dengan baik. Buka ruang diskusi
sehingga tercipta alur naskah yang enak dan mencakup semua hal yang sifatnya
mandatory. Salah satu tantangan yang sering dihadapi dalam penyusunan naskah
adalah banyaknya informasi yang ingin disampaikan. Triknya adalah dengan mengemas
informasi tersebut pada durasi tertentu yang disesuaikan dengan jenis video yang
dibuat, agar penonton tetap tertarik dan tidak bosan. 

Keterampilan para penulis naskah juga bisa sangat menentukan kualitas naskah yang dibuat.
Misalnya, untuk video pada industri khusus seperti perbankan, dibutuhkan penulis naskah
berpengalaman di industri tersebut yang memahami terminologi spesifik dalam perbankan. Atau
misalnya ketika akan membuat naskah yang sifatnya santai, kocak, dan lucu maka dibutuhkan
juga penulis yang memiliki karakter tersebut.


Penyusunan naskah memang tidak bisa dilakukan sembarangan karena pada akhirnya
naskahlah yang menentukan apakah informasi yang ingin disampaikan bisa diterima dengan
baik. Itu sebabnya High Angle memiliki sejumlah penulis internal dan penulis lepas yang bisa
menyesuaikan dengan kebutuhan klien dan jenis video yang diproduksi. Kalau sudah tahu
betapa pentingnya naskah, masih mau membuat video tanpa penulis yang mumpuni?

bottom of page