top of page

Plus Minus Produksi Video In-House atau Outsource?

Video merupakan alat komunikasi yang sangat efektif, untuk berinteraksi dengan audience,membangun kepercayaan customer, hingga meningkatkan brand image. Begitu pentingnyaperanan sebuah video dalam sebuah kompetisi bisnis, sehingga brand atau perusahaan perlu secara aktif memproduksi video berkualitas untuk ditayangkan di berbagai platform komunikasi,seperti social media, TV, Billboard dan sebagainya.

Nah, tapi sebenarnya, untuk produksi video itu sendiri, apakah lebih baik diproduksi tim secara in-house atau mending outsource aja sih?

Film Set

Yang perlu dipahami, komposisi tim produksi in-house dalam sebuah perusahaan tentu berbeda
dengan tim dari perusahaan jasa produksi video, atau yang sering disebut dengan Production
House.


Ada beberapa brand/perusahaan yang memiliki tim produksi video sendiri, tapi banyak tim
produksi tersebut menjalankan peran merangkap, misalnya videografer merangkap editor, atau
Creative merangkap sutradara dan sebagainya. Tim seperti ini bisa lebih lincah dalam
pembuatan dan update konten media sosial seperti reel Instagram atau video Tiktok yang
berjalan dalam ritme tinggi.


Saat brand membutuhkan video untuk ditayangkan di Youtube atau iklan TV yang proses
produksinya lebih kompleks, individu dengan peran rangkap bisa membuat kerja tim kurang
fokus. Untuk kasus seperti ini, produksi video dengan menyewa jasa produksi video bisa lebih
menguntungkan karena anggota tim memiliki skill spesifik sesuai keahlian masing-masing.


Dalam skala pekerjaan, membuat video untuk iklan di TV atau Youtube jelas lebih kompleks.
Mulai dari mencari lokasi shooting, menentukan lokasi yang seperti apa, mencari talent, dan
wardrobe misalnya, penyedia jasa produksi video tentu memiliki sumber daya yang cukup dan
tahu apa yang harus dikerjakan. Dari sisi skill pun, biasanya tim produksi memiliki pengalaman
yang cukup lama sehingga lebih berkompetensi untuk skala produksi yang kompleks.


Memang, produksi secara in-house bisa lebih efektif dari sisi biaya karena tidak terlalu banyak
sumber daya manusia yang dibutuhkan. Soal jadwal juga lebih fleksibel, bisa diatur sendiri dan
kemungkinan proses produksi bisa lebih cepat. Di sisi lain produksi secara outsource kerap
terlihat lebih mahal, tapi tim outsource dengan pendekatan kreatifnya, bisa membawa ide-ide
segar dan out of the box untuk menghasilkan video yang lebih greget. Dengan biaya yang lebih
mahal dibanding produksi in-house, brand pun bisa lebih santai karena semua hal sudah
ditangani oleh pihak outsource.

Jika selama ini produksi video sudah dilakukan secara in-house, kapan waktunya menyerahkan
proyek pada pihak outsource? Salah satu yang sering menjadi alasan adalah load pekerjaan
yang sudah terlalu banyak sehingga diperlukan third party untuk mengerjakan proyek-proyek tersebut. Adanya kebutuhan untuk membuat video yang lebih kompleks juga bisa menjadi salah
satu alasan beralih ke produksi outsource.

Sebelum memilih production house, penting banget untuk melihat portofolio-nya. Dari sini bisa
terlihat track record dan tentu saja kualitas hasil pekerjaan mereka. Cari informasi, produk apa
saja yang pernah dikerjakan oleh production house tersebut, dan apakah pernah mengerjakan
produk yang serupa dengan produk kita, lalu teliti bagaimana hasilnya. Jika memang
keterbatasan dana menjadi salah satu pertimbangan, maka cari production house dalam price
range yang sesuai dengan bujet.


Sebagai nilai lebih, pilih juga production house yang telah memiliki network pekerja freelance
yang luas. Di High Angle misalnya, kami memiliki network pekerja freelance dengan aneka
ragam skill dan keterampilan yang bisa dijaring sesuai dengan kebutuhan. Pengalaman
mengerjakan proyek dari industri yang bervariasi juga bisa dijadikan acuan dalam memilih
production house, mulai dari proyek corporate hingga kapasitas TVC. Dan yang tidak kalah
penting, jalin komunikasi agar kebutuhan akan produksi video yang sesuai bisa tersampaikan
dengan baik.

bottom of page